Oleh: Muhibbullah Azfa Manik (Dosen Jurusan Teknik Industri, Universitas Bung Hatta)
BANGKA BELITUNG, BABELKU.COM – MESKI anggaran pemerintah daerah dipangkas karena Pemilu dan Pilkada serentak, pelaku usaha mikro di Bangka Belitung (Babel) justru menunjukkan geliat positif. Pemerintah daerah, BUMN, swasta, dan akademisi saling bergandengan tangan memperkuat tulang punggung ekonomi rakyat.
Tahun 2024 menjadi ujian fiskal bagi Pemerintah Provinsi Babel. Sebagian anggaran harus dialihkan untuk mendukung pelaksanaan agenda demokrasi nasional. Namun, di tengah keterbatasan itu, semangat pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tak surut.
Data Dinas Koperasi dan UMKM Babel menunjukkan, jumlah UMKM pada tahun ini melonjak menjadi 200.132 unit naik 15 persen dibandingkan tahun lalu. “Ini bukti bahwa semangat berusaha masyarakat tak luntur meski situasi fiskal sedang ketat,” ujar seorang pejabat Dinas Koperasi Babel, yang enggan disebutkan namanya.
Anggaran pengembangan UMKM dipangkas menjadi Rp19 miliar, lebih rendah dari tahun sebelumnya. Meski begitu, berbagai inisiatif tetap berjalan. Salah satunya adalah Explore Babel 2024, program pelatihan praktis dan kreatif yang melibatkan pelaku UMKM, komunitas kreatif, dan generasi muda. Terdapat 101 kelas pelatihan yang diselenggarakan, mencakup barista, pengolahan cokelat, media sosial, hingga teknologi pertanian digital.
Tak hanya pelatihan keterampilan, literasi keuangan juga menjadi prioritas. Dinas Koperasi bekerja sama dengan Bank Indonesia Perwakilan Babel menyelenggarakan pelatihan penggunaan aplikasi pencatatan keuangan SIAPIK. Sebanyak 170 pelaku dan pendamping UMKM terlibat dalam program ini.
“Kami ingin para pelaku usaha kecil paham betul arus kas mereka. Jangan lagi ada yang bingung kenapa usahanya jalan tapi uangnya habis entah ke mana,” ujar Kepala Dinas Koperasi Babel.
Langkah strategis lain datang dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) melalui Forum Pemberdayaan Usaha Daerah (FPUD). Forum ini mempertemukan pelaku UMKM dengan korporasi besar, membuka peluang kemitraan dan memperkuat rantai pasok.
Pemerintah provinsi juga menggelar UMKM Award 2024 sebagai bentuk apresiasi. Sebanyak 67 pelaku usaha meraih penghargaan dari berbagai kategori, mulai dari wirausaha pemula hingga pelaku usaha penyandang disabilitas. Ini bukan sekadar penghargaan, melainkan strategi untuk menumbuhkan rasa bangga dan semangat berinovasi.
Tak ketinggalan, PT Timah Tbk sebagai BUMN turut mendukung UMKM melalui Program Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil (PUMK). Pada semester pertama 2024, bantuan modal disalurkan kepada 43 pelaku usaha. Selain dana, PT Timah juga menyediakan pelatihan dan fasilitasi promosi. “Kami ingin pelaku UMKM naik kelas, bukan sekadar bertahan,” ujar juru bicara PT Timah.
Dari sisi akademisi, Prof. Ir. Togar Mangihut Simatupang, M.Tech., Ph.D., Guru Besar SBM ITB, ikut serta dalam proyek peningkatan kapasitas UMKM Babel. Program ini dipimpin oleh Nur Budi Mulyono dari SBM ITB sebagai bagian dari pengabdian masyarakat.
Namun demikian, tantangan masih besar. Akses pembiayaan, pemasaran digital, dan teknologi masih menjadi kendala. Infrastruktur logistik dan daya beli masyarakat yang fluktuatif turut memperumit situasi. Tanpa sinergi kuat lintas sektor, UMKM dikhawatirkan akan stagnan dalam skala usaha kecil semata.
Bangka Belitung memang bukan pusat industri raksasa. Namun, semangat berusaha masyarakatnya tengah tumbuh. Seperti tanaman di tanah berpasir, UMKM di Babel menyerap setiap tetes peluang untuk hidup dan berkembang. Yang dibutuhkan kini bukan hanya bantuan sesaat, tetapi ekosistem yang berkelanjutan agar mereka benar-benar bisa naik kelas.
Tentang Penulis:
Muhibbullah Azfa Manik adalah Dosen pada Jurusan Teknik Industri, Universitas Bung Hatta. Ia memiliki latar belakang pendidikan multidisipliner dan pengalaman panjang di dunia akademik dan pengembangan masyarakat, dan sedang menyelesaikan Program Doktor Studi Pembangunan di Universitas Andalas.