Penulis oleh Muhamad Zen Pimpinan Redaksi Babelku.com
Pangkalpinang Babelku.com – Angka partisipasi kasar (APK) perguruan tinggi di kota Pangkalpinang khususnya dan provinsi Bangka Belitung umumnya memang mengalami pertumbuhan atau kenaikan akan tetapi presentase APK perguruan tinggi di babel tak mampu menyentuh angka 20% sehingga tidak dapat mendongkrak dari tingkat dasar APK terendah secara nasional. Artinya dari seratus siswa yang lulus SLTA hanya sekitar 18 siswa saja yang melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, baik itu kampus daerah, luar daerah maupun luar negeri.
Hal ini selaras dengan meningkatnya kemiskinan ekstrim di Pangkalpinang yang konon katanya tertinggi di provinsi Babel dengan jumlah 3.225 keluarga dan yang paling sedikit du Kabupaten Belitung hanya sebanyak 22 keluarga.
Walau sampai saat ini belum ada standar kemiskinan ekstrim tersebut tapi dapat kita buat kesimpulan awal bahwa kemiskinan ekstrim tersebut adalah penduduk yang berpenghasilan di bawah satu juta rupiah per bulan.
Jika kita hitung secara sederhana dari seratus orang siswa siswi yang berhasil menyelesaikan pendidikan sekolah lanjutan tingkat atas di kota Pangkalpinang maka hanya 18 – 20 orang saja yang melanjutkan ke jenjang berikutnya, artinya ada 80% atau 80 orang yang akan menghuni ruang kesenjangan itu.
Data per hari ini dimana pertumbuhan ekonomi di angka 1,2 – 1,3 % maka dapat dipastikan produksi barang dan jasa akan menurun dikarenakan lesu nya permintaan.
Belum lagi serbuan toko – toko medern telah membuat perputaran uang di kota Pangkalpinang mengalami penurunan tajam.
Saat ini kota Pangkalpinang sangat berharap masuk nya investasi yang padat karya hingga mampu menampung banyak tenaga kerja.
Pembangunan bidang ekonomi membutuhkan partisipasi semua pihak (Stakeholder), salah satu pilar penting dalam pembangunan ekonomi adalah kegiatan yang dilakukan perusahaan lokal dan nasional maupun perusahaan asing yang dapat menimbulkan dampak positif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan pekerjaan yang dibutuhkan masyarakat.
Oleh karena itu, supaya tercipta nya hubungan yang harmonis antara masyarakat dan perusahaan dibutuhkan kerjasama, dimana masyarakat menerima manfaat dengan adanya kehadiran perusahaan di daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Sementara itu perusahaan – perusahaan yang telah eksis haruslah dapat memperbesar produksi nya sehingga dapat memperkerjakan lebih banyak lagi tenaga kerja.
Jika ada kekurangan – kekurangan dalam sistim operasionalnya maka Negara harus hadir Menyempurnakannya
artinya jangan hanya menilai kesalahannya saja akan tetapi juga menilai kemanfaatannya.
Rantai pasok bisnis perusahaan – perusahaan tersebut harus dijaga dan di edukasi secara berkala oleh penyelenggara pemerintah.
Kolaborasi adalah kunci kemajuan sebuah daerah, OKP, LSM, Ormas serta media menjadi mitra sejajar dengan pengusaha dan penyelenggara pemerintahan. Jika ditemukan kesalahan dalam operasional perusahaan – perusahaan yang telah eksis maka OKP, LSM, Ormas harus bersuara lewat media untuk kemudian oleh penyelenggara pemerintahan dapat menjalan kan tugasnya dengan memberikan pembinaan secara terus menerus.
Ketangkasan penyelenggara pemerintahan serta peran aktif OKP, LSM, Ormas serta media akan dapat memicu pertumbuhan peronomian di daerah.
Seperti yang saat ini lagi ramai diberitakan bahwa ada salah satu perusahaan ikan yang beroperasi di kelurahan Ketapang ditemukan melakukan pelanggaran dalam berkegiatan, limbah dari produksi diindikasikan menyebabkan pencemaran.
Untuk itu penyelenggara pemerintahan dalam hal ini DLH kota Pangkalpinang harus segera turun dan mencarikan solusi dan bukan malah membuat rekomendasi yang merugikan pengusaha.
Kerjasama antar entitas yang melibatkan peran serta masyarakat harus tetap kita jaga bersama, karena dengannya diharapkan pertumbuhan ekonomi yang berdampak pada ketahanan daya beli dapat terus tercipta.
Sebagai bagian dari masyarakat dan bangsa kita harus menjadi tuan rumah yang sempurna hingga mampu mengundang masuknya investasi ke kota tercinta ini.
Mari mengkritisi dengan menawarkan solusi dan bukan sebaliknya .
