Pangkalpinang, Babelku.com — SEJAK pelantikannya, Dewan Masjid Indonesia (DMI) Bangka Belitung terus melakukan berbagai terobosan untuk memperkuat kelembagaan melalui sejumlah program, salah satunya adalah Sajadah Fajar yang diadakan di berbagai masjid. Inisiatif ini didukung oleh mobilitas tinggi sang ketua, Al-Ustadz Rasyid Ridho, serta antusiasme para pengurus.
Pada malam pergantian tahun baru 2025, DMI Bangka Belitung menyemarakkan kegiatan keagamaan di Masjid Agung Kubah Timah, Kota Pangkalpinang. Di tengah hiruk-pikuk keramaian generasi milenial di Alun-Alun Taman Merdeka, DMI menghadirkan rangkaian acara religius mulai dari shalat berjamaah, taushiyah, dialog keagamaan, hingga dzikir bersama yang berlangsung sejak petang hingga dini hari.
Kegiatan bertema “Muhasabah Ala DMI Bangka Belitung” ini menghadirkan berbagai tokoh sebagai narasumber, di antaranya:
Rusydi Sulaiman, Dekan FDKI IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik sekaligus Dewan Fakar DMI, AIPTU Mirtawansyah, Binmas Polda Bangka Belitung, Ir. Fadillah Sabri, ST. M.Eng, Rektor Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung, dan Andre Efendi (Bang Acil).
Dialog ini dimoderatori oleh Ahmadi Sofyan (Atok Kulop). Narasumber lain yang turut memberikan sambutan dan taushiyah adalah H. Johan M. Nasir (Ketua DKM Kubah Timah), H. M. Rasyid Ridho (Ketua DMI Bangka Belitung), Dr. (HC) Hidayat Arsani Gubernur Babel terpilih (Pembina DMI Bangka Belitung), serta Ustadz Abid Ridwana al-Hafidz.
Dalam paparannya, Rusydi Sulaiman menekankan pentingnya menyeimbangkan masa lalu, masa kini, dan masa depan. Ia juga menyampaikan tiga pendekatan epistemologi dalam memahami nilai-nilai agama: bayani (eksplanatif), burhani (argumentatif), dan irfani (intuitif-metafisik). Menurutnya, pendekatan teologis saja tidak cukup, tetapi harus dilengkapi dengan kajian ilmiah dan sentuhan rasa.
“Ketika masyarakat cenderung berhura-hura di malam tahun baru, inisiatif DMI Bangka Belitung yang menghadirkan kegiatan religius menjadi alternatif yang sangat menarik,” ujar Rusydi.
Acara yang dipimpin oleh Habib Zaky Jamalullail ini berjalan lancar tanpa kendala berarti. Sebagai penutup dialog, Rusydi menegaskan bahwa muhasabah di akhir tahun 2024 adalah pijakan untuk melangkah lebih baik di tahun 2025.
Antusiasme Jamaah Warnai Muhasabah DMI
Salah satu indikator keberhasilan acara ini adalah antusiasme para jamaah yang terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada narasumber selama sesi dialog. Berbagai isu dibahas, mulai dari tantangan generasi muda menghadapi era digital hingga peran umat Islam dalam membangun masyarakat yang lebih inklusif dan harmonis.
AIPTU Mirtawansyah, mewakili kepolisian, menyampaikan pentingnya sinergi antara institusi keagamaan dan aparat keamanan dalam menjaga ketertiban masyarakat, khususnya di malam pergantian tahun yang rawan dengan euforia berlebihan.
Sementara itu, Fadillah Sabri menekankan pentingnya pendidikan berkelanjutan sebagai kunci menghadapi tantangan zaman.
Andre Efendi atau yang akrab disapa Bang Acil, mengapresiasi langkah DMI dalam membangun kesadaran religius di tengah masyarakat. Menurutnya, kegiatan seperti ini tidak hanya menjadi bentuk ibadah, tetapi juga ruang untuk mempererat ukhuwah Islamiyah.
Momen Refleksi dan Harapan Baru
Selain dialog, acara juga diisi dengan dzikir dan doa bersama yang dipimpin oleh Ustadz Abid Ridwana al-Hafidz. Suasana hening dan khusyuk meliputi Masjid Agung Kubah Timah ketika ratusan jamaah bersama-sama bermunajat kepada Allah SWT, memohon ampunan dan petunjuk untuk tahun yang akan datang.
Ketua DMI Bangka Belitung, H. M. Rasyid Ridho, dalam sambutannya mengungkapkan harapannya agar kegiatan seperti ini menjadi tradisi tahunan yang dapat menginspirasi masjid-masjid lain di seluruh Bangka Belitung. “Muhasabah adalah momen refleksi yang penting untuk menilai diri dan memperbaiki langkah ke depan. Dengan ini, kita berharap dapat menyambut 2025 dengan semangat baru,” ujarnya.
Acara ditutup dengan pesan dari Dr. (HC) Hidayat Arsani yang mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus mendukung program-program DMI dalam membangun peradaban berbasis masjid. “Masjid bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat pengembangan masyarakat yang mencerminkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin,” katanya.
Langkah Berarti di Awal Tahun
Kegiatan yang berlangsung hingga dini hari ini memberikan kesan mendalam bagi para jamaah. Banyak dari mereka yang mengaku merasa lebih termotivasi untuk menjalani tahun baru dengan optimisme dan kesadaran spiritual yang lebih tinggi.
Inisiatif DMI Bangka Belitung ini menjadi contoh nyata bagaimana malam pergantian tahun dapat dimanfaatkan untuk kegiatan positif yang membangun jiwa dan masyarakat. Dengan program-program yang terus berkelanjutan, DMI diharapkan mampu menjadi motor penggerak dalam mewujudkan kehidupan umat yang lebih baik di masa mendatang@ Zen Adebi.