Foto: Korban setelah mendapatkan perawatan medis di UGD RSBT
Pangkalpinang, Babelku.com – TUMPAHAN cangkang sawit dari truk pengangkut dari Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT SNS di Desa Malik menyebabkan kecelakaan di Jalan Sudirman, tepatnya di depan warung dekat kantor PT Timah, Pangkalpinang. Kejadian yang terjadi pada Sabtu sekitar pukul 00.30 WIB ini mengakibatkan beberapa pengendara terjatuh, salah satunya Haikal (19), warga Rejosari, Kecamatan Pangkal Balam.
Haikal mengalami luka cukup serius, termasuk luka di bagian dengkul, cedera tangan, dan punggung. Ia segera dilarikan ke Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Bakti Timah (RSBT) untuk mendapatkan perawatan medis.
Beberapa Korban Terjatuh
Menurut kesaksian warga di sekitar lokasi kejadian, tumpahan cangkang sawit menyebabkan setidaknya empat orang terjatuh, terdiri dari dua laki-laki dan dua perempuan. Salah satu korban, seorang pria, mengalami luka di bagian dengkul hingga harus mendapatkan delapan jahitan. Sayangnya, ia kebingungan mengenai pihak yang harus bertanggung jawab atas insiden ini.
Keluarga Haikal yang mengetahui kejadian tersebut langsung mengejar truk pengangkut cangkang sawit hingga ke Pelabuhan Pangkal Balam untuk meminta pertanggungjawaban dari pihak terkait. Setelah negosiasi, pihak pengangkut akhirnya setuju untuk menanggung biaya perawatan rumah sakit serta perbaikan kendaraan korban.
Pengakuan Pihak Pengangkut
Imam, koordinator angkutan cangkang sawit, saat ditemui di UGD RSBT, mengakui adanya kelalaian dari sopir truk yang mengakibatkan muatan tumpah ke jalan dan menyebabkan kecelakaan.
Saat ditanya apakah tumpahan terjadi akibat muatan yang melebihi kapasitas, Imam memberikan jawaban yang mencerminkan praktik umum dalam industri transportasi.
“Kita ini hidup di Indonesia, khususnya di Bangka, di mana upah tarikan muatan dihitung berdasarkan tonase. Jadi wajar saja jika kami mengejar target,” ujarnya.
Imam juga menjelaskan bahwa muatan cangkang sawit tersebut berasal dari PKS PT SNS yang berada di Desa Malik. Namun, ia menegaskan bahwa pihaknya hanya sebatas dalam hal pengangkutan dan tidak memiliki informasi lebih lanjut mengenai kepemilikan muatan tersebut.
Kurangnya Pengawasan Pihak Terkait
Kejadian ini seharusnya menjadi peringatan bagi Dinas Perhubungan (Dishub) dan pihak kepolisian yang bertanggung jawab atas pengawasan lalu lintas serta kendaraan pengangkut barang. Jika ada pengawasan yang lebih ketat, truk dengan muatan berlebih tidak akan bebas melintas dan menciptakan ancaman bagi pengguna jalan lainnya.
Namun, pertanyaannya, apakah benar tidak ada pengawasan, atau justru ada pembiaran?
Mengapa pengangkutan ini dilakukan pada malam hingga dini hari? Apakah ini hanya kebetulan, atau memang sengaja dilakukan di luar jam operasional petugas agar terhindar dari razia?
Kecelakaan akibat tumpahan cangkang sawit ini bukanlah insiden pertama di Pangkalpinang. Sayangnya, jika tidak ada tindakan nyata dari pihak berwenang, insiden serupa bisa saja terulang di kemudian hari.
Aturan tentang batas muatan dan keselamatan di jalan bukan hanya formalitas di atas kertas, tetapi harus ditegakkan demi melindungi masyarakat. Jika regulasi hanya dijadikan pajangan tanpa implementasi serius, maka patut dipertanyakan: siapa yang sebenarnya dilindungi oleh aturan-aturan ini?
Jangan sampai kepentingan bisnis dan keuntungan segelintir pihak lebih diutamakan dibanding keselamatan pengguna jalan.
Insiden ini menyoroti pentingnya keselamatan dalam pengangkutan barang, terutama muatan yang berpotensi membahayakan pengguna jalan. Kejadian ini juga menjadi peringatan bagi para pengusaha angkutan untuk lebih memperhatikan aspek keselamatan dalam operasional mereka agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
Hingga berita ini ditayangkan, Pelindo Pelabuhan Pangkal Balam, Dinas Perhubungan Kota Pangkalpinang, Satlantas Polresta Pangkalpinang, dan pihak terkait lainnya yang disebutkan dalam pemberitaan ini, masih dalam upaya konfirmasi@ Zen Adebi.